Kota Metro kembali melakukan penajaman arah pembangunan melalui perubahan APBD, yang bukan hanya menyentuh perangkat daerah, tetapi juga menggeser lokasi kegiatan, kelompok sasaran, hingga pagu indikatif program strategis. Di tengah dinamika fiskal ini, pendapatan daerah justru diproyeksikan naik Rp11,68 miliar atau 1,07 persen dari target awal. Jumat 19/09/2025.

Kenaikan paling mencolok datang dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang melesat Rp14,3 miliar. Namun di balik angka tersebut, terdapat catatan kritis: pajak daerah justru turun Rp2,59 miliar. Pendorong terbesar kenaikan PAD berasal dari retribusi daerah yang melonjak Rp6,51 miliar serta pos Lain-Lain PAD yang sah yang ikut naik Rp10,38 miliar.

Sementara itu, ketergantungan terhadap dana pusat kembali diuji. Dana transfer dari pemerintah pusat dipangkas Rp7,86 miliar. Meski begitu, kondisi ini sedikit teredam oleh naiknya transfer antar daerah sebesar Rp5,25 miliar.

Di sisi belanja, Pemerintah Kota Metro menaikkan target belanja menjadi Rp1,123 triliun dari sebelumnya Rp1,097 triliun. Lonjakan ini otomatis memunculkan defisit Rp24,02 miliar. Pemerintah memastikan defisit tersebut akan ditutup menggunakan SiLPA berdasarkan audit BPK tahun 2024.
Perubahan turut menyentuh tiga pos utama belanja: Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Transfer. Sementara itu, kebijakan pembiayaan daerah pada Penyertaan Modal ke Bank Lampung dipastikan tetap berada di angka Rp2 miliar.
(ADV)
https://inti-news.com/ketua-dprd-metro…n-belanja-daerah/






