Batam – Keberadaan door smert di sepanjang bahu jalan depan Ruko King Plaza, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batu Aji, kian meresahkan warga dan pengguna jalan. Aktivitas ilegal yang memakan bahu jalan itu bukan hanya mengganggu kelancaran arus lalu lintas, tetapi juga mengancam keselamatan pengendara yang melintas setiap hari.
Sejumlah warga mengeluhkan, bahu jalan yang seharusnya menjadi ruang darurat kendaraan kini dipenuhi aktivitas door smert. Akibatnya, pengendara kerap harus melambat mendadak, bahkan menyalip ke jalur berlawanan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan.
“Kalau dibiarkan terus, bahaya besar menunggu. Jalan ini padat setiap hari, apalagi saat jam kerja. Kami berharap pemerintah cepat bertindak sebelum ada korban,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
Seorang ibu rumah tangga yang sering melintas bersama anaknya juga mengungkapkan keresahan.
“Saya bawa motor sambil bonceng anak, sering kaget karena jalan tiba-tiba tersendat. Takut sekali kalau sampai ada mobil besar yang nyerempet. Tolonglah pemerintah jangan tunggu ada korban dulu,” katanya dengan nada cemas.
Hal senada disampaikan seorang pengemudi ojek online.
“Kami yang kerja di jalan jadi waswas. Kalau ngerem mendadak, bisa ditabrak dari belakang. Kalau ambil jalur kanan, berisiko tabrakan. Ini jelas bahaya,” ucapnya.
Tokoh masyarakat setempat juga angkat bicara. Ketua RT di sekitar lokasi menegaskan bahwa keresahan warga sudah lama disampaikan, namun hingga kini belum ada tindakan tegas.
“Warga kami sudah sering menyampaikan keluhan, bahkan lewat rapat lingkungan. Bahu jalan itu untuk keselamatan, bukan untuk disalahgunakan. Kami minta pemerintah jangan hanya diam, karena ini menyangkut nyawa orang banyak,” tegasnya.
Sementara itu, aktivis pemerhati transportasi Kota Batam, Rahmat Hidayat, menilai bahwa kondisi tersebut mencerminkan lemahnya pengawasan dan koordinasi instansi terkait.
“Ini bukan sekadar pelanggaran kecil. Bahu jalan itu adalah fasilitas vital untuk keselamatan lalu lintas. Kalau dibiarkan dipakai untuk door smert, pemerintah sama saja membiarkan potensi kecelakaan massal. Aparat harus bertindak cepat, bukan sekadar menunggu laporan viral,” ujarnya dengan tegas.
Di sisi lain, keberadaan Satpol PP yang seharusnya menjadi garda terdepan penegakan perda juga dipertanyakan warga.
“Satpol PP itu kan tugasnya menertibkan aktivitas ilegal di ruang publik. Kenapa mereka diam saja? Jangan tunggu masalah ini jadi besar dulu baru bergerak,” keluh seorang tokoh masyarakat di lokasi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Satpol PP Kota Batam belum memberikan keterangan resmi terkait langkah penertiban yang akan dilakukan di lokasi tersebut.
Fenomena ini seakan menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak berwenang. Padahal, aktivitas di bahu jalan jelas-jelas melanggar aturan lalu lintas dan tata kota.
Warga berharap, pemerintah Kota Batam, khususnya Kecamatan Batu Aji bersama aparat terkait dan Satpol PP, segera turun tangan menertibkan door smert tersebut. Kehadiran pemerintah dinilai sangat penting agar jalan kembali berfungsi sebagaimana mestinya dan keselamatan pengguna jalan terjamin.
Pewarta: Sajarudin
Editor : Dwi Hartoyo
