Intinews.com.Batam — Aroma busuk dari gunungan sampah di pinggir jalan depan Perumahan Yafindo, Kelurahan Sei Langkai, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, semakin membuat warga muak dan marah. Selasa (19/08/2025), tumpukan sampah itu kembali membanjiri tepi jalan tanpa satu pun tindakan dari pihak terkait. Warga menilai pemerintah setempat sudah tidak memiliki hati nurani.
“Pejabat hanya duduk di kantor ber-AC, kami di sini menghirup racun setiap hari,” sindir Ketua Pemuda setempat, Rudiansyah.
Lalu Ia menambahkan, warga dan pemuda sebenarnya siap menjaga lingkungan jika pemerintah serius.
“Kalau kontainer sampah tidak disediakan dan tidak ada patroli dari DLH, bagaimana masyarakat bisa takut? Pemerintah seperti cuek buta-tuli,” cetusnya kesal.
Tokoh masyarakat Sei Langkai, Haji Marwan, bahkan menyebut kondisi ini sebagai bentuk kegagalan pemerintah tingkat wilayah.
“Kalau penyakit menyerang warga, siapa bertanggung jawab? Jangan saat kampanye baru turun ke lapangan!” tegasnya.
Seorang warga lainnya, Pak Andi, mengaku sudah putus asa.
“Kami sudah lapor berkali-kali, tapi pihak terkait seolah tuli. Abang tolong teruskan ke pejabat tinggi ya, biar mereka malu,” ucapnya penuh harap namun dengan nada getir.
Sebelumnya, lokasi ini sempat dibersihkan dan dipasang papan larangan buang sampah, namun papan itu kini hilang tanpa jejak. Sampah kembali menumpuk; lalat beterbangan, bau menyengat, dan warga terpaksa menutup hidung setiap lewat.
“Ibu-ibu lewat sini mau antar anak sekolah pun mual. Ini jalan utama, masa pemerintah biarkan seperti TPS liar permanen?” kata Ibu Shinta, warga sekitar.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak berwenang belum memberikan tanggapan. Awak media masih terus berupaya meminta konfirmasi, sekaligus menunggu keberanian moral para pejabat untuk turun langsung melihat penderitaan warga yang selama ini hanya dijadikan objek pajak, tanpa perhatian terhadap kesehatan lingkungan mereka.
Warga hanya berharap pemerintah menunjukkan tanggung jawab dengan tindakan nyata, bukan sekadar janji atau rapat tanpa hasil. Bila dibiarkan berlarut, krisis lingkungan ini dikhawatirkan berdampak pada kesehatan warga secara serius, dan akan tercatat sebagai bentuk kelalaian.
Sajarudin
Editor : Dwi Hartoyo